Friday, 2024-04-26, 5:49 AMWelcome Guest

Ez Zamachsyary Site

Main » 2008 » July » 31 » Perjalanan Kru Film KCB (Ketika Cinta Bertasbih) di Mesir
Perjalanan Kru Film KCB (Ketika Cinta Bertasbih) di Mesir
10:14 AM




Dalam mengadaptasi buku best seller KETIKA CINTA BERTASBIH kelayar lebar, pihak Sinemart Pictures benar-benar menunjkkan keseriusannya, hal ini diperlihatkan dengan keberangkatan rombongan Sinemart bersama sang Penulis Habiburrahman, Sutradara Chaerul Umam, Penulis SkenarioImam Tantowi, dll ke Mesir untuk hunting lokasi 16 s/d 26 April 2008 ini. Tujunan hunting ini sendiri jelas agar dalam pembuatan filmnya nanti beanr-benar mendapatkan suasana yang tergambar di dalam Novelnya tersebut, dimana dibuku 1KCB ini memang keselurahannya bercerita di Mesir.

Selain hunting lokasi yang perlu juga dicari adalah mencari production house (PH)lokal untuk diajak bekerja sama, lalu melobi pemerintah setempat perihal izin syuting. Karena rencananya lokasi syutingnya banyak ditempat-tempat yang memang selama ini sulit mendapatkan izinnya seperti Kampus Al-Azhar Cairo, bibir pantai Alexandria, pasar Tradisional, flat mahasiswa Indonesia, hingga Hotel LeMeridien (kini menjadi Grand Hyatt).

Soal izin,pemerintah Mesir memang cukup cerewet. Tidak sembarang tempat boleh difoto, apalagi difilmkan. Bahkan, saat tiba di Cairo International Airport pun kru film KCB sedikit mendapat kendala karena membawa kamera video.

Untungnya, angin positif diterima tim saat beraudiensi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Cairo di Garden City, Cairo, Rabu malam (16/4) atau sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Dubes Abdurrahman Mohammad Fachrir menyambut positif keinginan tim untuk melakukan syuting di Mesir. Termasuk mengizinkan untuk nantinya syuting di Kedutaan karena dalam ceritanya salah satu tokohnya Eliyana memang adalah anak seorang Duta Besar. Gedung Kedubes RI yang putih bersih ini sendiri memang kelihatan beda dibanding dengan sebagian besar gedung-gedung di Kairo yang berwarna senada dengan pasir karena Kairo memang sering diterpa angin debu.

Hal ini ditunjukkan dengan Pihak KBRI mendampingi tim dalam pertemuan dengan Lembaga Sensor Film,Rumah Produksi, maupun saat bertemu dengan pengusaha perfilman setempat. ”

Ternyata Sambutan positif itu datang dari beberapa instansi penting Cairo yang berkewenangan untuk memberikan izin serta koridor syarat yang harus dipenuhi oleh tim produksi KCB.

Kamis (17/04) silam, project officer Dani Sapawie, sutradara Chaerul Umam,aktor/konsultan KCB di Mesir UmarLubis, beserta staf KBRI Cairo bidang Informasi, Sosial, dan Kebudayaan Danang Waskito diterima langsung oleh Manager of Foreign Film Censorship Cairo ManalKamal El Din di kawasan Giza.

Selain memberikan dukungan penuh, Manal juga berharap agar syuting KCB dapat segera terealisasi. Utamanya, ia memberikan informasi terkait prosedur yang harus dilakukan untuk memproduksi sebuah film layar lebar di negri para Nabi itu.

Beberapa kaidah yang diminta adalah skenario yang terlebih dahulu di sunting ke bahasa Arab untuk di-screening, juga persetujuan dari instansi pemerintah Mesir lainnya seperti Departemen Dalam Negeri.

Dukungan ini tentu saja membawa angin positif bagi tim KCB. ”Kami semakin optimistis. Ternyata tidak sesulit yang diduga sebelumnya,” ujar Dani Sapawie.”Dukungan ini kami dapat karena KCB bakal mengungkap berbagai hal positif tentang Mesir dan Indonesia,” ia menambahkan.

Danang Waskito sendiri mengungkap bahwa pihaknya akan terus membantu menyertai tim sesuai dengan kerangka kebijakan dan kewenangan KBRI Cairo. Karena kelancaran ini, bahkan agenda yang dijadwalkan selama dua hari dimampatkan jadi sehari saja.

Agenda itu, antara lain melihat peralatan syuting di Industrial Video Cassette Center di kawasan Pyramid Street, bertemu dengan Mamdouh El-Leithy, chairman of Egyptian Cinematographics, serta mendatangi Egyptian Media Production City (EMPC), yang merupakan pusat fasilitas produksi film dan televisi terbesar ketiga di dunia setelah Hollywood dan India.

EMPC terletak di 6th ofOctober City, sekitar 30 km disebelah barat Cairo atau 10 km dari PiramidaGiza. Studio ini disebut the Hollywoodf rom the East karena kelengkapan fasilitasnya. Luas EMPC mencapai 3 juta meter persegi dan membutuhkan waktu 10 tahun untuk membuatnya.

Butuh sekitar USD400 juta untuk membangun 15 studio outdoor dengan berbagai tema yang bisa dirubah sesuai kebutuhan syuting. Disana ada replika sudut-sudut kota Cairo seperti Garden City, pasar Khan Khalili, beberapa bagian kota Alexandria, Luxor,set era Mesir Kuno lengkap dengan piramida dan Sphinx, set hutan, set area militer, pedesaan, dan lainnya.

Tim KCB mengaku terkesan saat berkeliling di studio outdoor EMPC yang jugad ijadikan wisata turis itu. Terutama, ketika menemukan setting yang pas seperti replika sekolah Al-Azhar hingga pasar KhanKhalili yang memang menjadi kebutuhan syuting.

Sebelum ke Studio ini Tim artistik film KCB yang dipimpin El Badrunjuga sudah mulai hunting ke flat-flat mahsiswa asal asia tenggara yanga da di Kairo. Mulai dari flat murah-sedang seharga 600-800 pound Egypt yang setara dengan Rp1 juta-1,2 Juta yang merupakan setting tempat tinggal tokoh utama KCB Khairul Azzam yang dalam ceritanya merupakan seorang mahasiswa yang nyambi kerja membuat tempe dan bakso untuk membiayai keluarganya di Indonesia,sampai dengan Flat yang cukup mewah yang disewa tokoh lainnya Anna Althafunnisa dan kawan kawan.

Fokus utama sang penata artistic ke Mesir ini memang untuk mendapatkan keindahan eksterior Kairo yang sangat sulit ditiru. Untuk Tim berlanjut hunting ke Universitas Al Azhar yang memang sebagian besar tokoh dalam cerita ini berkuliah di Universitas Islam tertua ini,

Walaupun suhu di Kairo kadang-kadang bisa mencapai 42 derajat di saat peralihan musim ini tim hunting tetap bersemangat melakukan pengejaran lokasi ke pasar Khan Al Kalili dan Sayyeda Zaenab untuk mendapatkan gambaran suasana pasar di Kairo yang juga merupakan salah satu setting adegan dimana sang tokoh Khairul Azzam biasa berbelanja kedele dan daging untuk membuat tempe dan Bakso. Didekat pasar Khan Al Khalili ini juga terdapat toko buku Dar Al Salam yang sering didatangi mahasiswa-mahasiswa untuk membeli Muqarar (bahan kuliah).

Kegiatan hunting ini makin menarik ketika pencarian sampai ke pinggiran sungai Nil yang sangat menakjubkan. Sepanjang pinggiran sungi Nil terdapat taman-taman yang sangat rindang dan indah, apalagi diwaktu malam ditambah dengan kilauan lampu-lampu dari jembatan Nil dan perahu-perahu yang berlayar membawa turis serta restaurant-restaurant yang terapung.. Yang terpenting disini adalah hotel LeMeridian yang sekarang berganti jadi Grand Hyat , salah satu lokasi yang juga merupakan tempat penting dalam cerita ketika Furqan menginap ketika mempersiapkan diri untuk maju dalam sidang tesis S2 nya.

Hunting lokasi tim Film KCB diMesir sekarang berlanjut ke kota Alexandria,yang berjarak sekitar 225 kilometer dari Kairo. Kota ini cukup penting penggambaran keindahan Mesir didalam Novel. Dimana dikota ini Azzam pertama kali ketemu dengan Ellyana putri sang Duta Besar.

Perjalanan Kairo-Alexandria ditempuh lebih kurang tiga jam. Kalau malam bisa lebih cepat. Sebab di siang hari ada batas kecepatan dibawah 100 km/jam yang dipantau oleh radar.

Jalanan lebar menuju Alexandria cenderung sepi. Sejauh mata memandang hanyalah ada hamparan pasir tandus berwarna coklat muda, dan sekali-sekali diselingi dengan hijau nyatumbuhan dari perkebunan-perkebunan seperti kurma, anggur dll.

Pemandangan Kota Alexandria memang indah, memasuki kota kita langsung disajikan pemandangan laut Mediterrania dikiri kita, dan dikanannya berderet gedung-gedung bergaya eropa.

Antara lain,memilih dan memilah-milah tempat mana saja yang cocok untuk dijadikan syuting. Beberapa diantaranya adalah halaman hotel Helnan Palestine di kawasan taman Montazah yang rencananya akan dibuat syuting pesta dengan para dubes.

Ada beberapa adegan yang akan disyut di Alexandria ini. Memang tidak banyak, tapi adegan-adegan ini yang menjadi kunci bahwa KCB memang benar-benar di syut di Alexandria, yang terkenal dengan keindahan pantainya.

Adegan kunci itu antara lain pesta para dubes yang rencananya digelar di Hotel Helnan Palestine. Pesta mewah itu akan dihadiri sekitar 50-an orang, dengan pemandangan buritan hotel,Mercusuar, serta laut Alexandria dibalut gemerlap lampu yang luar biasa indahnya. ”Ini adalah adegan kunci dalam KCB yang bakal dikemas megah,” ujar Dani Sapawie. Saking pentingnya adegan itu, tim KCB harus dua kali mengecek lokasi untuk melihat kondisi hotel dimalam hari yang penuh gemerlap lampu. Disamping hotel ini terdapat juga bekas Istana Raja Farouk

Lalu adega di Hotel El Haram dinovel KCB, yang oleh tim dipindahkan ke Sofitel. Sofitel di pilih selain karena desainnya yang klasik dan kuno masihterjaga, juga karena balkonnya menghadap langsung ke benteng Qait Bay. Ini adalah adegan pembuka novel KCB saat karakter utama Khairul Azzam tepekur dibalkon sambil memandangi Qait Bay dan garis pantai Alexandria.

Dua adegan lainnya adalah di depan PerpustakaanAlexandria dimana Khairul Azzam dan sopir Pak Ali sedang berjalan danberdiskusi. Sementara lokasi lainnya, benteng Qait Bay. Hasil hunting di Alexandria ini cukup menjadikan perdebatan yang sengit dalam pemilihan lokasiadegan-adegan diatas tersebut antara penulis, sutradara, penulis novel, danpihak yang mewakili produser, karena banyaknya pilihan titik-titik yang menarikuntuk dijadikan tempat pengambilan gambar.

Kembali ke Kairo tim hunting mulai evaluasi hasilhunting dan kemungkinan-kemungkinan bisa atau tidaknya syuting di tempat-tempatyang telah dikunjungi dan dipilih. Selain itu juga kembali menemui beberapa PHyang akan dijadikan partner di Kairo ini selam proses syuting nanti. Termasukdimasa ini meninjau kemungkinan izin-izin di tempat-tempat yang dipilih,alhamdulillah kelihatannya rata-rata hasilnya menunjukkan hal yang positif. Apalagidihari terakhir Tim disana saat makan malam perpisahan dengan Pak Dubes AMFachir beliau kembali menegaskan dungkungannya terhadap produksi film ini, danbeliau akan membantu semaksimal mungkin perihal perizinan-perizinan ini.

Dengan hasil yang baik ini tgl 25 April tim hunting film Ketika CintaBertasbih ini bisa kembali ke tanah air dengan perasaan lega dan optimis sesuaidengan harapan untuk bisa syuting di Mesir nanti sekitar bulan Oktober 2008.



sumber : www.filmketikacintabertasbih.com

Views: 789 | Added by: naza | Rating: 0.0/0 |
Total comments: 2
2 Mei  
0
Semoga tidak terlallu jauh dari novelnya....

1 izzatibrahim  
0
Asslammualaikum...Saya orang Malaysia, tapi saya ada jugak baca buku Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman kan?

Name *:
Email *:
Code *:
Login form
News calendar
«  July 2008  »
SuMoTuWeThFrSa
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031
Search
Site friends
Our poll
Rate my site
Total of answers: 7
Create a free website with uCoz